SANDIWARA ALUR DUKA

Ketika Memeluk buai dalam bayang. 
Menggenggam asa Tuduhan tak sayang. 
Rangkul jiwa yang lelah tak tersandar. 
Mana kala rasa telah pudar. 

Pentas drama pun telah digelar. 
Bendera tawa dalam tangis telah berkibar. 
Antagonis telah ditunjuk. 
Protagonis pun mengangguk. 
Bengis dan sadis, alat dalam tajuk. 

Luput sirna tertelan rembulan. 
Ramai sorakan berganti hening kegelapan. 
Air mata berjatuhan menghujani lembaran.  
Mata menutup.. bungkam mulut dalam buayan.

Akhir cerita tak sesuai rencana. 
Sutradara membanting lembarnya. 
Ajang penuntut kering air matanya. 
Sumpah serapah tercetus aibnya. 

Kutunggu hingga tetas dan bangkit. 
Namun malah aku yang sakit. 
Mana kala cerita dan alur telah syahid. 
Meninggal kan jantung dan tubuh seperti mayit. 

Merdu sekali petikan musik perih ini. 
Merelakan celaka yang telah dipilih. 
Kata cinta dan janji pun terasa basi. 
Tak termakan jauh di palung hati. 

Tarikan asap dari tembakau. 
Seduhan kopi pahit ditengah kemarau.
Mereka temanku bercerita dan bermain dalam letih. 
Jungkat jungkit ku terbuat dari belatih.
Teriris dan membelanga luka Hati. 

Mencoba bangkit dari alunan nada luka. 
Namun,apalah dayaku?..hanya Pemuda penggenggam luka. 
Berdarah,sengsara, sirna,..terlena segala atma. 
Aku Salah. 
Aku Kalah. 
Ini akhir dari sebuah cerita. 
Ya..benar, tak seperti yang terkira. 

ARKAMA✍ , 12 Februari 2025





Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI ILUSTRASI DUKA

TUJAM WANITA LUKA