DUKA DISECARIK KERTAS DAN PENA


Tepis segala apa yang menurutmu gila
Aku selalu menggiringmu pada rasa yang nyata
Bahkan saat raga dihantui dengan dinginnya petaka
Pijakku selalu saling mengejar untuk melangkah. 

Bagaimana bila kucintai pelukan mereka? 
Bagaimana bila kubenci cinta mereka? 
Seperti apa nada hati yang sama merasa? 
Seperti apa luka yang akan perlahan tercipta? 

Lengkara fikirku hanya dalih dari rasa merindu
Senyap wajah Dikara menyambut senyumku
Dekap yang sama menyatu, bak nirwana dalam kalbu
Hangatnya sadyakala, seperti romansa hadirmu

Aku bercinta diantara pilu mereka
Aku terpana dikala cinta telah sara
Aku merebut bahagia,tawa dan pula atmanya
Berlabuh lakara dan kubakar dengan api curiga

Sekalipun aku binasa oleh ego yang meraja
Aku hanya ingin cintamu saja
Bahkan saat kau adalah kumbang yang telah memiliki bunga
Aku akan senantiasa menjadi benalu demi cinta. 

Rasaku bagai dinding malam yang tak bisa ku tebus
Hatiku selalu tertusuk dan tertikam dengan halus
Melihatmu dimiliki cinta yang bukan aku
Seperti dipayungi oleh dedaunan rapuh yang dihujani oleh rasa sakit yang jauh diluar mampuku. 

Lukaku tampak sangat sederhana olehmu
tak pernah kau tahu sekuat apa perjuanganku
Bertahan dari cinta yang jelas sangat semu
Gematiku terjatuh dan terhempas olehmu

Tunggu lah sampai aku perlahan menjauh
Kau akan mengerti segala hadir kesalku
Menunggu mati terhadap bisumu
Memuja jawab terhadap tanyaku

DAN INI ADALAH......... 

Tulisan amarah dari cinta yang sia sia
Menjadi bukti angkara murka dari hati yang hampir binasa. 

ARKAMA, DUMAI 12-JUNI-2025


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI ILUSTRASI DUKA

SANDIWARA ALUR DUKA

TUJAM WANITA LUKA